Pembangunan Jalur Lintas Selatan (JLS) di Jawa Timur Mencapai 50 Persen


Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Jawa Timur, Muhammad Yasin

MERAHPUTIH I SURABAYA - Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Jawa Timur, Muhammad Yasin, memberikan keterangan resmi mengenai kemajuan pembangunan Jalur Lintas Selatan (JLS) yang kini dikenal sebagai Pansela (Jalan Pantai Selatan) di Jawa Timur. Menurutnya, proyek ini telah mencapai tahap pembangunan hampir 50 persen.

Muhammad Yasin menjelaskan bahwa pembangunan Pansela merupakan salah satu prioritas utama Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk mengatasi disparitas antara wilayah Utara dan Selatan Jawa Timur, sebagaimana yang tertuang dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD).

"Yang masih menjadi hambatan utama adalah pembebasan lahan, terutama di Trenggalek. Diperkirakan kita masih membutuhkan anggaran sekitar Rp. 200 miliar," ungkapnya dalam acara buka bersama dengan jurnalis pada Senin (1/4/2024).

Meskipun tanggung jawab pembebasan lahan sebagian besar ada pada pemerintah kabupaten, kondisi fiskal Pemerintah Kabupaten Trenggalek dirasa tidak mampu untuk menanggungnya. Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi akan berusaha membantu dan berharap agar pemerintah pusat turut serta dalam menyelesaikan masalah ini.

"Komitmennya dari pemerintah pusat adalah ketika lahan sudah siap, maka anggaran untuk konstruksi akan segera dialokasikan, dan kita akan selesaikan proyek ini," jelasnya.

Terkait dengan lahan yang melewati kawasan Perhutani, Yasin menjelaskan bahwa tidak ada ganti rugi yang diberikan, namun diperlukan izin penggunaan lahan dengan kompensasi melalui kegiatan konservasi. Hal ini berlaku untuk lahan-lahan di Blitar dan Malang. Namun, untuk wilayah Jember, Lumajang, dan Banyuwangi, masih diperlukan penyelesaian dalam pembebasan lahan.

"Menurut saya, pendekatan ini lebih ringan daripada membeli lahan seperti yang dilakukan sebelumnya," tambahnya.

Panjang total Pansela di Jawa Timur mencapai sekitar 628 kilometer berdasarkan RPJPD, dan hingga saat ini telah terbangun sekitar 350 kilometer. Sisa pembangunan ditargetkan akan selesai dalam lima tahun mendatang, asalkan pemerintah pusat tetap berkomitmen.

"Kami merasa urgensi penyelesaian proyek ini sangat penting, mengingat disparitas antara wilayah Utara dan Selatan Jawa Timur sangatlah signifikan. Wilayah Utara telah memberikan kontribusi sebesar 40 persen terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) kami, sementara Selatan hanya 16 persen. Potensi ekonomi di wilayah Selatan pun tidak kalah, hanya perlu mendapat perhatian lebih," tandasnya. (red)