BPBD Jawa Timur Siaga Kekeringan, Koordinasi Lintas Lini Dilakukan


Gatot Soebroto, Kepala BPBD Jawa Timur

MERAHPUTIH I SIDOARJO - Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Jawa Timur memperketat kewaspadaan menyusul ancaman kekeringan yang mungkin terjadi di beberapa wilayah akibat peralihan musim. Menyikapi hal tersebut, BPBD Jawa Timur telah melakukan langkah-langkah proaktif dengan berkoordinasi lintas lini untuk mengantisipasi potensi kekurangan air bersih.

Kepala BPBD Jawa Timur, Gatot Soebroto menjelaskan bahwa pada tahun lalu, sebanyak 23 kabupaten/kota di Jawa Timur dilanda kekeringan. Dari jumlah tersebut, 232 kecamatan dan 699 desa/kelurahan mengalami tingkat kekeringan yang kritis. "Kami terus mengawasi potensi kekeringan di beberapa wilayah. Kerjasama dengan BPBD setempat sangat penting untuk menghitung kebutuhan air bersih selama musim kemarau," ungkap Gatot, Selasa (23/4/2024).

Gatot menekankan bahwa kekeringan selama musim kemarau dapat menjadi masalah serius jika tidak ada tindakan pencegahan yang tepat. Oleh karena itu, BPBD Jawa Timur serta pemerintah kabupaten/kota terkait akan memaksimalkan pasokan air bersih untuk mengatasi potensi kekurangan.

"Kami telah menyiapkan strategi deteksi dini untuk mengidentifikasi wilayah-wilayah yang rawan mengalami kekeringan," tambahnya.

Sementara itu, Heru Wibowo, seorang ahli muda dalam analisis kebencanaan di BPBD Jawa Timur, menjelaskan bahwa salah satu faktor utama penyebab kekeringan adalah jarak sumber air yang jauh dari pemukiman. Upaya-upaya sementara seperti droping air menjadi salah satu langkah percepatan yang dilakukan untuk mengatasi kekeringan tersebut.

Langkah-langkah preventif dan tanggap darurat yang diambil oleh BPBD Jawa Timur serta koordinasi lintas lini yang dilakukan diharapkan dapat mengurangi dampak buruk yang mungkin timbul akibat kekeringan di Jawa Timur. Masyarakat diimbau untuk ikut serta dalam upaya konservasi air serta mematuhi petunjuk dari pihak berwenang demi menjaga ketersediaan air bersih di wilayah mereka. (red)