Penjabat Wali Kota Nurkholis Pantau Langsung PPDB, Prioritaskan Anak Tidak Mampu


Penjabat Wali Kota Probolinggo, Nurkholis

MERAHPUTIH I KOTA PROBOLINGGO - Penjabat Wali Kota Probolinggo, Nurkholis, turun langsung memantau perkembangan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) hingga Selasa siang (9/7). Dalam kunjungannya ke Posko PPDB di Kantor Disdikbud Kota Probolinggo, ia memastikan bahwa anak-anak tidak mampu di kota tersebut diprioritaskan untuk diterima di sekolah negeri.

“Menurut informasi dari Kadisdikbud, kuota jalur afirmasi PPDB bagi anak berkebutuhan khusus (ABK) masih belum terpenuhi. Maka, saya minta agar kuota tersebut dialihkan bagi anak tidak mampu, dengan harapan mereka bisa bersekolah di sekolah negeri. Bagi yang mampu, jika tidak diterima di sekolah negeri masih bisa di sekolah swasta. Namun bagi yang tidak mampu, kasihan jika mereka tidak diakomodir dan diperhatikan oleh pemerintah,” ujarnya.

Sebagai contoh, Nurkholis menceritakan tentang Muhammad Rizky, seorang anak yatim dari SDN Kebonsari Kulon 3, yang sempat menangis karena terlambat mendaftar sekolah. Rizky diantarkan oleh tetangganya ke posko pengaduan Dikbud.

“Dia ini anak yatim, ibunya bekerja sebagai ART dan sehari-hari tinggal bersama neneknya. Ditambah lagi, tidak punya handphone sehingga tidak mengetahui perkembangan PPDB. Yang seperti ini harus kita bantu agar bisa masuk sekolah negeri,” imbuhnya.

Melalui jalur afirmasi, akhirnya Rizky diterima di SMPN 5. “Terima kasih Pak Wali Kota sudah dibantu, akhirnya saya bisa sekolah. Saya bercita-cita ingin jadi tentara,” ujar Rizky sambil tersenyum.

Nurkholis juga menambahkan bahwa jumlah sekolah SMP negeri yang ada terbatas dibandingkan dengan jumlah lulusan setiap tahunnya. Meski sudah ada wacana menambah sekolah baru, hal tersebut terkendala oleh anggaran.

“Kalau niatnya membangun sekolah baru ada, lahan aset masih bisa dicarikan. Namun anggaran untuk membangun itu yang belum tersedia. Semoga wali kota berikutnya bisa mewujudkan wacana ini,” harapnya.

Sementara itu, Kadisdikbud Siti Romlah menjelaskan bahwa jalur afirmasi dibagi menjadi dua, untuk ABK dan anak tidak mampu secara ekonomi. Pada tahap pertama, pendaftaran bagi anak tidak mampu sudah terpenuhi sejumlah 20%. Namun, jalur ABK masih tersedia karena belum terpenuhi. Berdasarkan petunjuk dari Penjabat Wali Kota, kuota ABK tersebut dialihkan untuk anak tidak mampu.

“Sebanyak 428 anak tidak mampu sudah diterima pada pendaftaran tahap pertama. Kami telah melakukan pendataan sebelum PPDB dan jumlahnya mencapai 840 anak dari keluarga tidak mampu. Jika dihitung, masih tersisa sekitar 600 anak tidak mampu yang belum tercover. Namun setelah melalui proses zonasi dan afirmasi, hanya tinggal 239 anak yang tersebar jauh dari sekolah,” urainya.

Ia berharap masyarakat memahami bahwa jumlah sekolah negeri terbatas sehingga tidak semua lulusan bisa tercover. Solusinya adalah masuk ke sekolah swasta yang ada di kota.

“Secara umum, pelaksanaan PPDB berjalan lancar. Jika ada masyarakat yang tidak puas atau membutuhkan informasi, posko PPDB masih dibuka hingga minggu depan. Selama pelaksanaan PPDB, rata-rata ada 60 orang setiap harinya yang bertanya atau berkonsultasi di posko tersebut,” pungkasnya. (red)