Mahasiswa UM Surabaya Ciptakan Aplikasi Genetika untuk Pembelajaran Anak Tunagrahita
Arma Hadi Wibowo, Salama Najwa Al-Ala, Azizah Rahmania dan Safira Qurotul Aini Firmansyah berhasil menciptakan aplikasi genetika untuk media belajar bagi anak tunagrahita
MERAHPUTIH I SURABAYA - Tim mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya) yang terdiri dari Arma Hadi Wibowo, Salama Najwa Al-Ala, Azizah Rahmania, dan Safira Qurotul Aini Firmansyah berhasil menciptakan inovasi yang bermanfaat dalam bidang pendidikan. Mereka menciptakan aplikasi berbasis genetika yang dirancang khusus sebagai media belajar untuk anak-anak tunagrahita. Aplikasi ini diharapkan mampu membantu mereka dalam mempelajari numerasi dan matematika dengan cara yang lebih mudah dan menyenangkan.
Arma Hadi Wibowo, Ketua Tim Genetika, menjelaskan bahwa aplikasi yang mereka kembangkan sangat mudah diakses melalui smartphone. Aplikasi ini berisi serangkaian permainan edukatif yang dirancang khusus untuk kebutuhan anak-anak tunagrahita, terutama dalam hal pengenalan dan penguatan pemahaman angka. Menurut Arma, aplikasi ini merupakan solusi bagi anak-anak tunagrahita yang umumnya memiliki keterbatasan dalam kemampuan intelektual dan kognitif.
“Anak tunagrahita memang memiliki kemampuan kognitif yang berada di bawah rata-rata anak pada umumnya, sehingga mereka sering mengalami kesulitan dalam mengingat angka. Dari permasalahan tersebut, kami berinisiatif untuk menciptakan aplikasi ini yang dapat membantu mereka belajar angka dengan cara yang lebih interaktif,” jelas Arma pada Senin (7/10/2024).
Lebih lanjut, Arma memaparkan bahwa aplikasi ini memiliki enam level permainan yang berbeda. Setiap levelnya terdiri dari lima angka yang harus diingat dan dipelajari oleh anak-anak tunagrahita. Selain itu, permainan dalam aplikasi ini dilengkapi dengan fitur audio dan gambar, sehingga anak-anak dapat lebih mudah memahami dan mengingat angka-angka yang diperkenalkan. "Kami juga menyisipkan beberapa permainan yang dirancang khusus untuk mempermudah anak-anak dalam mengingat angka yang telah dipelajari," tambah Arma.
Dalam pengembangannya, aplikasi ini tidak hanya sekadar dibuat dan dikembangkan oleh tim mahasiswa UM Surabaya. Syarifuddin, dosen pembimbing yang mendampingi tim Genetika, menyatakan bahwa aplikasi tersebut didukung oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui skema Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian Masyarakat (PKM-PM). Dukungan ini menjadi salah satu dorongan utama bagi tim untuk lebih serius dalam mengembangkan aplikasi yang bermanfaat bagi pendidikan anak-anak berkebutuhan khusus.
“Aplikasi ini telah melalui serangkaian uji coba di SLB Karya Bhakti Surabaya selama enam kali pertemuan. Hasilnya sangat positif, terutama dari guru matematika yang merasa terbantu dan mengatakan bahwa aplikasi ini sangat efektif dalam mengajarkan matematika kepada anak-anak tunagrahita,” jelas Syarifuddin.
Lebih jauh, Syarifuddin menambahkan bahwa aplikasi tersebut telah diserahkan kepada pihak SLB Karya Bhakti Surabaya untuk digunakan sebagai media pembelajaran yang berkelanjutan. Selain itu, aplikasi ini juga telah mendapatkan Hak Kekayaan Intelektual (HKI), yang menandakan bahwa inovasi tersebut sudah terlindungi secara hukum dan siap untuk dikembangkan lebih lanjut di masa depan.
“Dengan aplikasi ini, anak-anak tunagrahita bisa belajar mengenal angka 1-30 dengan lebih menarik dan interaktif. Saat ini kami juga sedang mempersiapkan aplikasi ini untuk menuju Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) yang akan diselenggarakan pada pertengahan Oktober 2024. Kami berharap aplikasi ini dapat memberikan manfaat yang lebih luas bagi anak-anak berkebutuhan khusus di seluruh Indonesia,” pungkas Syarifuddin.
Inovasi yang diciptakan oleh tim mahasiswa UM Surabaya ini merupakan bukti nyata bagaimana teknologi dapat dimanfaatkan untuk menciptakan solusi edukatif yang inklusif. Aplikasi ini tidak hanya membantu anak-anak tunagrahita dalam belajar, tetapi juga membuka peluang untuk pengembangan aplikasi serupa di masa mendatang, guna meningkatkan kualitas pendidikan bagi anak-anak dengan kebutuhan khusus. (red)