Surabaya Perindah Jalur Hijau, Pemkot Gunakan Sedimen Sungai


Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Surabaya sedang melakukan perbaikan dan penataan ulang jalur hijau di beberapa titik

MERAHPUTIH I SURABAYA - Surabaya terus mempercantik wajah kotanya. Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) sedang melakukan perbaikan dan penataan ulang jalur hijau di beberapa titik, salah satunya di Jalan Mayjend Sungkono. Langkah ini dilakukan untuk meningkatkan estetika dan fungsi jalur hijau sebagai ruang terbuka hijau yang lebih nyaman dan asri bagi masyarakat.

Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Pengelolaan Keanekaragaman Hayati DLH, Myrna Augusta Aditya Dewi, mengungkapkan bahwa proses perbaikan ini berkaitan dengan proyek pengerjaan Box Culvert untuk mengatasi banjir di kawasan tersebut. "Karena ada peninggian ruas jalan akibat proyek ini, maka kami juga melakukan pembenahan kembali jalur hijau agar tetap selaras dengan kondisi lingkungan sekitar," ujarnya, Sabtu (1/2/2025).

Dalam upaya penataan ulang ini, Pemkot Surabaya memanfaatkan tanah sedimen hasil normalisasi sungai atau bozem sebagai media tanam utama. Myrna menjelaskan bahwa sedimen tersebut mengandung unsur hara yang dibutuhkan tanaman untuk tumbuh dan berkembang dengan baik.

"Sedimen ini terlebih dahulu diletakkan sebagai dasar, kemudian ditata dan dibentuk menggunakan alat berat atau cangkul. Setelah itu, kami melakukan pelapisan dengan kompos dan tanah tanam agar media tanam menjadi lebih subur sebelum akhirnya dilakukan penanaman," jelas Myrna.

Menurutnya, metode ini sudah sering diterapkan di berbagai jalur hijau di Kota Surabaya, termasuk di Jalan Diponegoro dan Ngagel. Keuntungan dari metode ini bukan hanya pada aspek ekologis, tetapi juga efisiensi anggaran. "Dengan pemanfaatan tanah sedimen, kami bisa menghemat anggaran yang kemudian dapat dialokasikan untuk perawatan taman lainnya," tambahnya.

Proses penataan jalur hijau di Jalan Mayjend Sungkono ini ditargetkan selesai pada Februari 2025. Myrna pun meminta masyarakat untuk memahami bahwa kondisi saat ini masih dalam tahap pengerjaan, sehingga tampilan jalur hijau mungkin belum terlihat sempurna.

"Kami menyadari bahwa saat ini kondisinya masih dalam proses dan belum terlihat rapi. Namun, kami menargetkan penyelesaian pada Februari agar masyarakat bisa segera menikmati ruang hijau yang lebih indah," terangnya.

Myrna juga mengimbau masyarakat agar tidak salah paham ketika melihat tumpukan karung berisi tanah sedimen di area proyek. "Kalaupun ada sampah yang terbawa dalam sedimen, jumlahnya sangat sedikit dan akan segera dibersihkan setelah proses penataan selesai," tegasnya.

Selain penataan ulang jalur hijau, DLH juga mengoptimalkan penyiraman tanaman dengan memanfaatkan air sungai. Menurut Myrna, air sungai di Surabaya setidaknya sudah memenuhi standar Kelas IV, yang berarti masih aman digunakan untuk penyiraman tanaman.

"Selain efisien, air sungai juga mengandung unsur hara yang bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman. Kami berharap masyarakat bisa memahami bahwa kebijakan ini dilakukan demi keberlanjutan jalur hijau di Surabaya," pungkasnya.

Dengan berbagai upaya yang dilakukan, Pemkot Surabaya terus berkomitmen untuk menjaga dan memperindah kota dengan ruang hijau yang lebih baik. Harapannya, jalur hijau ini tidak hanya mempercantik kota tetapi juga memberikan manfaat ekologis yang nyata bagi warga Surabaya. (red)