Takut Audit BPK, Banyak Menteri Jokowi tak Berani Cairkan Anggaran


Menko Polhukam Mahfud MD dan Menteri BUMN Erick Thohir saat bersama Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa di Gedung Negara Grahadi, Surabaya.

MERAH PUTIH | Jakarta- Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD blak-blakan mengapa kinerja menteri lamban yang memicu Presiden Jokowi marah-marah pada Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara pada 18 Juni lalu. Kata menteri berasal dari Madura ini, menteri-menteri itu tak berani mencairkan anggaran karena takut terhadap audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

"Ada juga yang takut. Takut ke BPK. Saya datangi ke Ketua BPK. Pak ini banyak menteri yang takut mengeluarkan uang sampai-sampai presiden marah-marah Kenapa pak?," kata Mahfu tengah kunjungannya ke Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Minggu (5/7).

Menurut Mahfud, proses pencarian anggaran di kementerian juga terkendala. Pasalnya dihentikan BPK lantaran hendak memeriksa prosedurnya terlebih dahulu. "Orang sedang berjalan, BPK sudah masuk, katanya mau disetop dulu, semua mau diperiksa dulu prosedurnya. Padahal ini buru-buru mengeluarkan uang," beber menteri yang juga pakar hukum tata negara ini.

Karena itulah ia mengomunikasikan persoalan itu ke BPK. Lembaga ini lalu berjanji bakal mempermudah proses audit sehingga kementerian bisa mencairkan anggarannya. Pada saat yang sama, kementerian dihadapkan dengan keselamatan masyarakat yang menghadapi pandemi Covid-19.

Ia berharap para menteri tak perlu takut. Sebab pihaknya telah meminta KPK, Jaksa Agung dan BPK untuk memberikan pendampingan hukum. "Seorang pemimpin itu memang diangkat untuk menghadapi risiko itu. Kalau takut, ini takut, itu malah nggak berbuat. Apalagi ini untuk keselamatan rakyat untuk memerangi Covid-19," tutur mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) ini.

Sebelumnya, Presiden Jokowi meluapkan kemarahannya terhadap jajaran menterinya dalam dalam Sidang Kabinet Paripurna, pada 18 Juni 2020. Jokowi mengevaluasi kinerja jajaran menterinya dan menyebut belum satu perasaan, terhadap adanya sense of crisis di Indonesia akibat Covid-19.

Menurut Jokowi, tidak ada progres signifikan yang dibuat para menterinya dalam menanggulangi pandemi ini. Bahkan, Jokowi mengancam akan membubarkan lembaga atau mereshuffle kabinetnya jika diperlukan. (tji/ara/red)