Pemkot Surabaya Kembangkan 35 Kampung Tematik, Tawarkan Wisata Menarik dan Terjangkau


Wethan Wonderland di Banjarsugihan, Surabaya, kini menjadi destinasi wisata baru dengan menghadirkan enam kampung tematik yang mengusung konsep akulturasi budaya lokal dan mancanegara.

MERAHPUTIH I SURABAYA - Wethan Wonderland di Banjarsugihan, Surabaya, kini menjadi destinasi wisata baru dengan menghadirkan enam kampung tematik yang mengusung konsep akulturasi budaya lokal dan mancanegara. Terletak di RW 1 Kelurahan Banjarsugihan, Kecamatan Tandes, para wisatawan dapat menjelajahi Kampung Terajana (Teras Jawa-China), Kampung Jawara (Jawa-Eropa), Kampung Joker (Jowo-Korea), Kampung Adinda (Apache-Indian-Dayak), Kampung Nostalgia, serta Kampung Jelita (Jepang-Bali). 

Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus menggencarkan pengembangan kampung tematik di seluruh penjuru kota. Hingga saat ini, sudah ada 35 kampung tematik yang dibangun, menonjolkan potensi budaya, sejarah, dan kreativitas warga setempat. Kepala Bappeda Litbang Surabaya, Irvan Wahyudrajad, menekankan bahwa arahan Wali Kota Eri Cahyadi adalah menjadikan Surabaya sebagai kota tujuan pariwisata, di samping perannya sebagai pusat bisnis dan perdagangan.

“Kami fokus pada pemerataan wisata, terutama di perkampungan, sehingga setiap kelurahan memiliki kampung tematik yang dapat menarik wisatawan. Ini juga untuk mendukung Surabaya sebagai kota MICE,” ujar Irvan, Kamis (12/9/2024).

Irvan juga menjelaskan bahwa setiap kampung tematik memiliki ciri khas tersendiri, dan pemkot mendorong keterlibatan UMKM setempat untuk meningkatkan perekonomian warga. Wethan Wonderland sendiri, yang menjadi salah satu contoh, telah mengusung akulturasi budaya lokal dengan nuansa internasional.

“Wisata kreatif seperti ini akan terus diperbanyak, mengingat pentingnya mempertahankan nilai budaya di tengah perkembangan zaman. Harapannya, Wethan Wonderland bisa menjadi destinasi wisata unggulan, terutama bagi wisatawan mancanegara,” tambahnya.

Wethan Wonderland menawarkan pengalaman wisata yang lengkap, mulai dari penyediaan armada kendaraan, kuliner khas, hingga penyewaan kostum tematik. Menurut Irvan, keberlanjutan kampung tematik ini melibatkan kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat.

Kepala Bidang Pariwisata Disbudporapar Surabaya, Farah Andita Ramdhani, menyatakan bahwa kampung tematik merupakan bagian dari konsep CBT (Community-Based Tourism), di mana masyarakat menjadi aktor utama dalam mengelola pariwisata di wilayah mereka.

Camat Tandes, Febriadhitya Prajatara, menambahkan bahwa kampung tematik tidak hanya berfokus pada sektor pariwisata, tetapi juga berdampak positif pada kesehatan, lingkungan, dan perekonomian warga.

Dengan pengembangan wisata berbasis masyarakat ini, Pemkot Surabaya berharap dapat menawarkan alternatif wisata yang menarik dan terjangkau, sekaligus mendukung perekonomian warga melalui kampung-kampung tematik yang semakin berkembang. (red)