KPU Jatim Tetapkan Tujuh Panelis Akademisi untuk Debat Pilgub 2024


Nur Salam, Divisi Partisipasi Masyarakat (Parmas) dan Sumber Daya Manusia (SDM) KPU Jatim

 MERAHPUTIH I SURABAYA - Komisi Pemilihan Umum Provinsi Jawa Timur (KPU Jatim) telah resmi menetapkan tujuh panelis dari kalangan akademisi yang akan terlibat dalam debat publik terbuka pertama Pemilihan Gubernur Jawa Timur (Pilgub Jatim) 2024. Debat ini dijadwalkan berlangsung pada Jumat, 18 Oktober 2024, di Graha Unesa, Surabaya, dan akan disiarkan secara langsung oleh Kompas TV dan TVRI.

Divisi Partisipasi Masyarakat (Parmas) dan Sumber Daya Manusia (SDM) KPU Jatim, Nur Salam, menyampaikan bahwa penunjukan ketujuh panelis ini telah melalui proses seleksi yang ketat, dengan prioritas menjaga objektivitas dan integritas selama proses debat.

“Panelis dipilih dari kalangan akademisi untuk memastikan independensi serta kualitas dalam menilai visi dan misi pasangan calon,” jelas Nur Salam dalam keterangannya, Kamis, 17 Oktober 2024.

Adapun tujuh panelis yang terpilih berasal dari berbagai disiplin ilmu dan universitas ternama di Jawa Timur. Berikut nama-nama panelis yang akan menguji visi, misi, serta program kerja pasangan calon gubernur dan wakil gubernur:

1. Prof. Dr. H. Achmad Muhibbin Zuhri, M.Ag – Ahli Pendidikan Agama, Fakultas Tarbiyah & Keguruan, UIN Sunan Ampel.

2. Prof. Dr. Drs. Ec. H. Muhammad Syarif, M.Si., CMA., CRA – Ahli Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Trunojoyo Madura.

3. Adhitya Wardhono, S.E., M.Si., M.Sc., Ph.D – Ahli Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Jember.

4. Dr. Sasongko Budisusetyo, CPA., CPMA – Ahli Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Hayam Wuruk Perbanas Surabaya.

5. Dr. Ahmad Imron Rozuli, S.E., M.Si – Ahli Sosiologi Ekonomi dan Kelembagaan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Brawijaya.

6. dr. Hidayatullah, Sp.N – Ahli Kesehatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Ma’arif Hasyim Latif Sidoarjo.

7. Dr. Rina Wahyu Setyaningrum, M.Ed – Ahli Pendidikan Bahasa, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Malang.

Nur Salam menambahkan, pengumuman nama panelis baru dilakukan sehari sebelum debat agar panelis bisa lebih fokus dalam menjalankan tugas mereka.

"Kami umumkan pada H-1 agar panelis bisa tetap berkonsentrasi pada tugasnya. Meskipun tidak ada kewajiban untuk merilis nama, kami sudah meminta izin kepada panelis dan pasangan calon. Nama-nama panelis juga telah disampaikan ke tim pasangan calon sejak tiga hari sebelumnya," ujar Nur Salam.

Debat publik ini akan mengusung tema besar “Transformasi Sosial dan Peningkatan Produktivitas Sumber Daya Lokal untuk Kesejahteraan Masyarakat Jawa Timur.” Tema ini mencakup berbagai subtema yang dinilai relevan dengan kebutuhan masyarakat Jawa Timur, antara lain:

  1. 1. Daya saing dan nilai tambah ekonomi,
  2. 2. Pendidikan dan kesehatan,
  3. 3. Demografi, kemiskinan, dan kesenjangan,
  4. 4. Masyarakat digital,
  5. 5. Ketahanan sosial,
  6. 6. Penguatan budaya dan identitas lokal.

Dengan tema dan subtema tersebut, debat diharapkan akan menjadi forum yang menggali lebih dalam visi, misi, dan program kerja pasangan calon yang berfokus pada peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui pengelolaan sumber daya lokal.

Debat akan dimulai pada pukul 19.00 WIB dan disiarkan secara langsung oleh Kompas TV dan TVRI. Penyiaran ini diharapkan dapat menjangkau lebih banyak masyarakat, tidak hanya di wilayah perkotaan, tetapi juga di pedesaan, sehingga warga Jawa Timur dapat lebih mengenal calon pemimpin mereka serta program yang akan diusung.

"Debat ini adalah salah satu sarana untuk memberikan informasi yang akurat kepada masyarakat terkait calon gubernur dan wakil gubernur yang akan memimpin Jawa Timur selama lima tahun ke depan. Oleh karena itu, kami berharap masyarakat dapat menyaksikan debat ini dan menggunakan hak pilihnya dengan bijak pada pemilihan nanti," pungkas Nur Salam.

Debat publik ini menjadi bagian dari rangkaian tahapan penting dalam Pilgub Jatim 2024 yang akan menentukan pemimpin baru Jawa Timur untuk periode berikutnya. (red)