PTBA, KAI, dan SMBR Teken Nota Kesepahaman Peningkatan Kapasitas Bongkar Batu Bara di Kertapati


PT Bukit Asam, PT Kereta Api Indonesia, dan PT Semen Baturaja menandatangani Mo terkait rencana peningkatan kapasitas bongkar batu bara di area Kertapati, Palembang

MERAHPUTIH I JAKARTA - PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Kereta Api Indonesia (KAI), dan PT Semen Baturaja Tbk (SMBR) menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) terkait rencana peningkatan kapasitas bongkar batu bara di area Kertapati, Palembang. Penandatanganan ini dilakukan oleh Rafli Yandra, Direktur Pengembangan Usaha PTBA; Rudi As Aturridha, Direktur Pengembangan Usaha & Kelembagaan KAI; serta Muhammad Syafitri, Direktur Operasi SMBR, di Signature Lounge SIG, Jakarta, Selasa (22/10/2024).

Beberapa pejabat turut menyaksikan penandatanganan ini, antara lain Suhedi, Direktur Operasi & Produksi PTBA; Hadis Surya Palapa, Direktur Niaga KAI; Donny Arsal, Direktur Utama PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG); Yosviandri, Direktur Supply Chain SIG; Suherman Yahya, Direktur Utama SMBR; Rahmat Hidayat, Direktur Keuangan & SDM SMBR; dan Fredi Firmansyah, Direktur Utama PT Kereta Api Logistik.

Rafli Yandra menegaskan bahwa kerja sama ini merupakan langkah strategis untuk meningkatkan kapasitas angkutan batu bara PTBA. "Melalui peningkatan logistik ini, kami dapat berkontribusi lebih besar dalam menghadirkan energi bagi negeri," ujarnya. PTBA, yang memiliki cadangan batu bara sebesar 2,98 miliar ton, terus berupaya mempercepat monetisasi cadangan tersebut demi menjaga ketahanan energi nasional.

Suherman Yahya, Direktur Utama SMBR, juga menekankan pentingnya kolaborasi ini. "Sinergi ini mendukung efisiensi operasional dan memberikan dampak positif bagi perekonomian daerah serta pembangunan infrastruktur nasional," kata Suherman.

KAI turut mendukung peningkatan kapasitas angkut batu bara ini, dengan target penyelesaian pada 2027. Didiek Hartantyo, Direktur Utama KAI, mengungkapkan bahwa selama Januari hingga September 2024, KAI mengangkut 50,98 juta ton barang, di mana 80% di antaranya merupakan angkutan batu bara. Menurutnya, penggunaan kereta api lebih efisien dan mendukung keberlanjutan lingkungan.

Kerja sama ini diharapkan dapat memperkuat sinergi antar perusahaan dan mendukung kebutuhan energi serta infrastruktur nasional. (red)