Sukatani Band dan Pertarungan Melawan Tekanan: Dari Intimidasi hingga Tawaran Menjadi Duta Polisi


Sukatani Band

MERAHPUTIH I JAKARTA - Gelombang tekanan dan intimidasi yang dialami Sukatani Band ternyata bukan sekadar badai sesaat. Grup musik independen ini mengungkap bahwa dua personelnya, Novi Citra Indriyati alias Ovi (Twister Angel) dan Muhammad Syifa Al Lutfi alias Ai (Alectroguy), telah menghadapi tekanan sejak pertengahan tahun lalu, jauh sebelum video permintaan maaf mereka viral di media sosial.

Dalam unggahan di Instagram, Sukatani Band mengisyaratkan bahwa tekanan yang mereka hadapi bukanlah sekadar kritik biasa. Mereka menyebutnya sebagai “kejadian bertubi” yang membuat kondisi mental dan emosional mereka terguncang. Kini, keduanya masih berusaha menenangkan diri setelah mengalami berbagai tekanan sejak Juli 2024.

"Kami dalam keadaan baik, namun masih dalam proses recovery pasca kejadian yang terus menerpa kami selama ini," tulis mereka dalam unggahan tersebut.

Puncak dari tekanan yang mereka alami adalah saat mereka merasa terpaksa mengunggah video klarifikasi terkait lagu mereka, Bayar Bayar Bayar. Lagu yang diduga menyentil institusi tertentu itu akhirnya membawa mereka ke dalam pusaran kontroversi yang berujung pada berbagai kerugian, baik secara materil maupun nonmateril.

Salah satu dampak paling menyakitkan dialami oleh Twister Angel yang harus kehilangan pekerjaannya sebagai pengajar di sebuah sekolah. Pemecatan tersebut menjadi bukti bahwa tekanan terhadap mereka telah menyentuh ranah kehidupan pribadi, bukan sekadar persoalan musik atau kebebasan berekspresi.

Namun, di tengah tekanan yang berat, dukungan pun mengalir deras. Banyak pihak yang memberikan solidaritas terhadap mereka, menguatkan mereka untuk tetap bertahan dan tidak menyerah terhadap keadaan. Bahkan, respons dari publik yang begitu besar membawa konsekuensi tak terduga: tawaran dari pihak kepolisian sendiri.

"Setelah video klarifikasi kami unggah, banyak sekali tawaran kepada Twister Angel akibat respons dari adanya pemecatan. Bahkan khususnya kepada Sukatani, tawaran menjadi Duta Polisi dari Kapolri," ungkap mereka.

Namun, alih-alih menerima tawaran tersebut sebagai bentuk “perdamaian,” Sukatani Band justru dengan tegas menolaknya. Mereka tidak mengungkap alasan secara langsung, namun banyak yang menduga keputusan ini berkaitan dengan pengalaman pahit yang mereka alami sebelumnya. Trauma akan tekanan yang mereka hadapi masih terlalu segar.

"Kami paham bahwa apa yang baru saja kami alami dan dukungan luas dari kawan-kawan semua, membuat semua pihak yang berbuat salah pada kami tiba-tiba mau terlihat baik," lanjut mereka.

Dengan sikap tegas ini, Sukatani Band menunjukkan bahwa mereka bukan sekadar musisi yang tunduk pada tekanan. Mereka adalah simbol perlawanan terhadap segala bentuk intimidasi, sekaligus bukti bahwa suara independen tak bisa begitu saja dibungkam. Kini, pertanyaannya bukan lagi apakah mereka akan menyerah, tetapi sejauh mana mereka akan terus melangkah dalam perjuangan ini. (red)