BUMDesa Jadi Pilar Ketahanan Pangan: Sampoerna untuk Indonesia dan KIP Foundation Luncurkan Klinik BUMDesa 2025


Dalam upaya memperkuat ketahanan pangan nasional sekaligus mendorong kemandirian ekonomi desa, Yayasan Kita Indonesia Penggerak (KIP Foundation) bersama Payung Program Keberlanjutan “Sampoerna untuk Indonesia” resmi meluncurkan Klinik BUMDesa 2025.

MERAHPUTIH I SURABAYA - Dalam upaya memperkuat ketahanan pangan nasional sekaligus mendorong kemandirian ekonomi desa, Yayasan Kita Indonesia Penggerak (KIP Foundation) bersama Payung Program Keberlanjutan “Sampoerna untuk Indonesia” resmi meluncurkan Klinik BUMDesa 2025. Program ini bertujuan untuk memperkuat peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) sebagai pilar utama dalam ekosistem ketahanan pangan dan pertumbuhan ekonomi di tingkat desa.

Acara kick-off ini diselenggarakan di Surabaya dan dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Jatim Budi Sarwoto, perwakilan dunia usaha, serta sekitar 150 pengelola BUMDesa dari berbagai daerah di Jawa Timur.

Dalam sambutannya, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengapresiasi sinergi antara dunia usaha dan pemerintah dalam mewujudkan desa-desa yang lebih produktif dan mandiri. Ia menegaskan bahwa program ini sejalan dengan misi besar Jawa Timur sebagai episentrum pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

"Jawa Timur bukan hanya menjadi penopang ekonomi nasional, tetapi juga pusat inovasi dalam pengembangan ekonomi desa. Klinik BUMDesa 2025 diharapkan mampu mencetak desa-desa yang tangguh dan berdaya saing, sehingga tidak hanya mendukung ketahanan pangan, tetapi juga mempercepat pencapaian program Makan Bergizi Gratis (MBG),” ujar Khofifah.

Sementara itu, Arief Triastika, perwakilan dari Sampoerna untuk Indonesia, menekankan bahwa pelatihan dan pendampingan dalam program ini bukan sekadar seremonial, melainkan sebuah komitmen jangka panjang untuk memperkuat kapasitas pengelola BUMDesa.

"Kami percaya bahwa desa memiliki potensi besar sebagai pusat produksi pangan dan ekonomi lokal. Melalui Klinik BUMDesa 2025, kami ingin memastikan bahwa para pengelola BUMDesa mendapatkan keterampilan manajerial, akses pasar, dan dukungan keuangan yang diperlukan agar usaha mereka bisa berkembang secara profesional dan berkelanjutan,” kata Arief.

Ketua KIP Foundation, Dwi Ariady Kusuma, menegaskan bahwa program ini bukan hanya sekadar pelatihan, melainkan strategi jangka panjang untuk menjadikan BUMDesa sebagai motor penggerak ekonomi lokal.

"Kami ingin melihat desa bukan hanya sebagai konsumen, tetapi juga sebagai produsen pangan berkualitas yang bisa menopang kebutuhan masyarakat sekaligus memberikan nilai tambah ekonomi. Dengan adanya Klinik BUMDesa 2025, kami mendorong inovasi dalam pengelolaan usaha desa agar lebih profesional, mandiri, dan inovatif,” ujarnya.

Tak hanya itu, Kepala Dinas DPMD Jatim, Budi Sarwoto, juga menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta dalam memperkuat ekosistem ekonomi desa. Ia menyoroti bahwa BUMDesa memiliki peran strategis dalam menciptakan lapangan kerja, menggerakkan ekonomi berbasis lokal, serta memperkuat ketahanan pangan di tingkat komunitas.

"Kami sangat mengapresiasi inisiatif ini, karena BUMDesa bukan sekadar unit usaha desa, tetapi juga menjadi instrumen penting dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa," ungkap Budi.

Peluncuran Klinik BUMDesa 2025 juga menandai komitmen berbagai pihak dalam mendukung pembangunan ekonomi desa. Program ini tidak hanya melibatkan pemerintah dan sektor swasta, tetapi juga didukung oleh berbagai institusi keuangan seperti Bank Jatim dan Bank UMKM Jatim, serta mitra industri seperti PT Japfa Comfeed Indonesia dan PT Solusi Bangun Indonesia.

Ke depan, Klinik BUMDesa 2025 akan memberikan serangkaian pelatihan, pendampingan, dan akses permodalan bagi BUMDesa di Jawa Timur. Dengan pendekatan yang lebih holistik dan berbasis kebutuhan lokal, diharapkan program ini mampu mempercepat pencapaian target pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8% serta memperkuat ketahanan pangan Indonesia.

"Kami optimis bahwa melalui inisiatif ini, desa-desa di Jawa Timur akan semakin mandiri dan mampu menjadi pusat produksi pangan yang berdaya saing tinggi. Semoga program ini terus berkembang dan memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi masyarakat desa," pungkas Arief Triastika.

Dengan semangat kolaborasi dan inovasi, Klinik BUMDesa 2025 siap menjadi tonggak baru dalam membangun desa yang lebih kuat, sejahtera, dan berdaya saing di era ekonomi berbasis keberlanjutan. red)