Pemkot Surabaya Tingkatkan Kualitas Hidup Warga dengan Integrasi Layanan Kesehatan
Pemkot Surabaya memastikan bahwa setiap warga mendapatkan hak kesehatan yang merata, salah satunya dengan menyediakan Puskesmas Pembantu
MERAHPUTIH I SURABAYA - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus berinovasi dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui program Integrasi Layanan Kesehatan (ILP). Pemkot Surabaya memastikan bahwa setiap warga mendapatkan hak kesehatan yang merata, salah satunya dengan menyediakan Puskesmas Pembantu (Pustu) di tiap kelurahan dan menerapkan layanan kesehatan RW 1 Nakes 1 (R1 N1) untuk mendekatkan akses layanan medis ke masyarakat.
Ketua Tim Kerja Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Surabaya, Chandra Kusumawardhani, menjelaskan bahwa ILP merupakan program nasional dalam sistem transformasi kesehatan yang memprioritaskan upaya promotif dan preventif.
"Secara nyata, integrasi layanan terlihat pada kunjungan rumah posyandu keluarga yang kini melayani seluruh siklus hidup atau usia, serta revitalisasi puskesmas pembantu di tiap kelurahan," kata Chandra, Rabu (30/10/2024).
Program ILP mengutamakan skrining kesehatan untuk mendeteksi potensi penyakit pada masyarakat sejak dini. Skrining dilakukan tidak hanya untuk penyakit menular tetapi juga penyakit tidak menular.
"Dengan adanya jadwal skrining, masyarakat bisa memeriksakan kesehatannya secara rutin, dan antusiasme masyarakat dalam skrining sangat tinggi," tambah Chandra.
Revitalisasi layanan kesehatan oleh Pemkot Surabaya tampak dari peningkatan jumlah masyarakat yang mendatangi Pustu dan posyandu keluarga untuk skrining. Saat ini, dari 2.700 posyandu yang ada, sebanyak 382 posyandu telah bertransformasi menjadi posyandu keluarga.
"Target kami adalah mencapai 100 persen posyandu keluarga pada tahun 2025," jelasnya.
Dengan banyaknya temuan kasus dari hasil skrining, intervensi kesehatan dapat dilakukan lebih cepat dan tepat sasaran. Masyarakat Kota Surabaya pun bisa langsung datang ke Pustu atau Puskesmas terdekat untuk melakukan skrining tanpa persyaratan khusus.
Chandra menambahkan, ILP juga mencakup kegiatan jemput bola oleh para Kader Surabaya Hebat (KSH) bersama tenaga kesehatan yang melakukan kunjungan rumah setiap bulan dan tercatat di aplikasi Sayang Warga.
Kepala Puskesmas Sawah Pulo, dr. Gerryd Dina Soepardi, menuturkan bahwa ILP yang diterapkan di Kelurahan Ujung dilakukan dengan kolaborasi lintas sektor, sehingga masyarakat kini dapat mengakses layanan Pustu meski tidak dalam kondisi sakit.
"Ada 14 skrining wajib, termasuk hipotiroid untuk bayi baru lahir, thalasemia, anemia, stroke, hipertensi, hingga berbagai jenis kanker," ujarnya.
ILP Surabaya dilengkapi dengan layanan R1 N1 untuk memberikan kemudahan akses kesehatan kepada warga. Dalam satu bulan, skrining kesehatan dapat menjangkau sekitar 500 orang berkat meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan.
"Target kami sehari adalah melakukan skrining minimal 10 orang sehat. Data tersebut sangat penting bagi Puskesmas untuk merumuskan kebijakan kesehatan berdasarkan kebutuhan masyarakat," tutup dr. Gerryd. (red)