Orkestra Kebangsaan: Nada Perlawanan Anti-Korupsi yang Menggetarkan Jawa Timur

Wakil Gubernur Jawa Timur terpilih, Emil Elestianto Dardak turut hadir dalam acara Orkestra Kebangsaan di Jatim Expo Surabaya, Sabtu, 14 Desember 2024
MERAHPUTIH I SURABAYA - Lembaga Swadaya Masyarakat Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) Jawa Timur kembali mencetak sejarah melalui acara megah bertajuk Orkestra Kebangsaan. Digelar pada Sabtu, 14 Desember 2024, di Jatim Expo Surabaya. Acara dengan tema besar “Jatim Bangkit Bersih dari Korupsi, Terus Melaju Tanpa Korupsi” ini berhasil menyatukan seni, moral, dan misi perjuangan melawan korupsi dalam satu panggung spektakuler.
Suasana megah langsung terasa sejak awal acara. Dua penyanyi ternama, Fryda Luciana dan Hanin Dhiya, serta bintang tamu, Emil Elestianto Dardak, Calon wakilGubernur Jatim terpilih memikat hadirin melalui kolaborasi apik dengan Orkestra Indonesia. Lagu-lagu yang mereka bawakan bukan sekadar hiburan, melainkan pesan moral yang dikemas dalam alunan nada yang menggetarkan hati.
Ketua MAKI Korwil Jatim, Heru Satriyo, membuka acara dengan pidato penuh semangat. Ia menegaskan bahwa Orkestra Kebangsaan bukan sekadar hiburan, tetapi momentum refleksi bagi semua lapisan masyarakat, terutama bagi mereka yang memegang amanah publik.
“Acara ini adalah panggilan moral untuk mengingatkan kita semua akan pentingnya integritas. Lewat seni, kami ingin mengetuk hati setiap individu agar menjunjung tinggi kejujuran,” ujar Heru.
Heru juga mengapresiasi dukungan dari berbagai pihak yang terlibat, termasuk kolaborasi dengan Universitas Negeri Surabaya (UNESA) yang menunjukkan kuatnya sinergi antara akademisi, pemerintah, dan seniman dalam menyuarakan nilai-nilai kebangsaan.
Salah satu momen paling berkesan adalah penampilan karya maestro legendaris Eros Djarot. Lagu-lagu seperti “Badai Pasti Berlalu” dan “Cinta” diiringi orkestra, menciptakan suasana magis yang mengajak setiap penonton merenungkan makna pengabdian kepada Tanah Air.
“Lagu-lagu yang kami pilih tidak hanya indah, tetapi juga memiliki makna mendalam. Kami ingin memberikan pengalaman yang menyentuh hati sekaligus membangkitkan kesadaran,” ungkap Heru.
Dalam pidato penutupnya, Heru menekankan bahwa MAKI Jatim akan memasuki babak baru pada tahun 2025. Fokus organisasi akan bergeser sepenuhnya untuk mengungkap berbagai pelanggaran di pemerintahan.
“Mulai tahun depan, kami akan berhenti menggelar acara sosial dan kolaborasi. Fokus kami adalah mengungkap kebenaran, baik di tingkat OPD maupun instansi lainnya,” tegas Heru.
Heru juga menegaskan bahwa sejumlah temuan sudah siap dipublikasikan, sebagai langkah nyata mendorong transparansi dan akuntabilitas di sektor publik. Pesan ini sekaligus menjadi peringatan bagi para pejabat agar lebih berhati-hati dalam menjalankan tugas.
“Kami berdiri untuk masyarakat, bukan untuk kepentingan kelompok tertentu. Integritas adalah harga mati,” imbuhnya.
Emil Elestianto Dardak, Wakil Gubernur Jawa Timur terpilih pada pilkada 2024 yang turut hadir dalam acara tersebut, juga memberikan apresiasi atas inisiatif MAKI. Menurutnya, seni memiliki kekuatan unik dalam menyampaikan pesan moral.
“Melalui musik, kita bisa menyampaikan nilai-nilai integritas dengan cara yang elegan. Ini adalah langkah positif yang harus kita dukung bersama demi masa depan Indonesia yang bebas korupsi,” ujar Emil.
Penutupan Orkestra Kebangsaan di akhir 2024 ini menjadi simbol persiapan menuju langkah besar di tahun mendatang. Dengan tekad yang kuat dan dukungan masyarakat, MAKI Jatim optimis dapat memainkan peran penting dalam sejarah pemberantasan korupsi di Indonesia.
Sebagai sebuah acara tahunan, Orkestra Kebangsaan berhasil menunjukkan bahwa seni dan budaya bisa menjadi senjata ampuh dalam melawan praktik korupsi, sekaligus menyatukan elemen bangsa dalam harmoni yang indah. (red)