Jakarta Perkuat Ketahanan Pangan, Gandeng Sidoarjo sebagai Mitra Strategis

Pj Gubernur DKI Jakarta Teguh bersama Pj Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono saat menghadiri kegiatan penanaman padi, serta penyerahan sarana pertanian di Dusun Semampir, Desa Sidorejo, Kecamatan Krian, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, Sabtu (1/2/2025).
MERAHPUTIH SIDOARJO - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta terus memperkuat kerja sama dengan daerah produsen beras guna menjamin ketahanan pangan bagi warga ibu kota. Salah satu langkah strategis yang ditempuh adalah menjalin kolaborasi dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sidoarjo, Jawa Timur.
Dalam kegiatan penanaman padi serta penyerahan sarana pertanian di Dusun Semampir, Desa Sidorejo, Kecamatan Krian, Kabupaten Sidoarjo, Sabtu (1/2), Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Teguh Setyabudi menegaskan pentingnya sinergi antar daerah dalam menjaga ketahanan pangan.
"Pemprov DKI Jakarta mengembangkan kerja sama antar daerah (KAD) berbasis 'business to business' (B to B) melalui Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Ini bukan sekadar distribusi pangan, tetapi juga kepastian harga dan pasar bagi petani untuk meningkatkan kesejahteraan mereka," ujar Teguh.
Ia menambahkan, Jakarta saat ini menghadapi tantangan besar dalam memenuhi kebutuhan pangan akibat keterbatasan lahan produksi. Dengan luas lahan pertanian hanya sekitar 400 hektare, Jakarta harus bergantung pada pasokan dari daerah lain, termasuk Sidoarjo.
“Setiap hari, Jakarta membutuhkan sekitar 2.570 ton beras atau sekitar 77.000 ton per bulan. Oleh karena itu, kerja sama dengan daerah produsen seperti Sidoarjo sangat penting,” jelasnya.
Selain menjamin pasokan beras, kerja sama ini juga dinilai sebagai strategi pengendalian inflasi nasional. Pemprov DKI Jakarta melalui BUMD pangan akan terus menggandeng daerah yang memiliki surplus produksi agar manfaat sinergi ini dirasakan oleh semua pihak.
Menanggapi kerja sama ini, Pj Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono menyambut baik inisiatif tersebut. Menurutnya, sebagai lumbung pangan nasional, Jawa Timur membutuhkan pasar untuk menyalurkan hasil pertaniannya agar tidak terjadi kelebihan pasokan di daerah.
"Kita tahu bahwa Jawa Timur adalah lumbung pangan. Jika produksi di daerah sudah mencukupi, maka perlu mencari pasar baru, salah satunya dengan Jakarta. Ini penting agar petani mendapatkan harga yang stabil dan tidak mengalami kerugian," ujar Adhy.
Sebagai bentuk dukungan terhadap program ini, Pemprov DKI Jakarta dan Pemprov Jatim menyerahkan satu unit hand traktor kepada petani untuk meningkatkan produktivitas pertanian di Sidoarjo.
“Kami ingin petani di Jawa Timur, khususnya Sidoarjo, mendapatkan kepastian dalam bertani, tidak hanya dalam hal pembinaan teknis, tetapi juga jaminan pembelian hasil panen,” imbuh Adhy. (red)